Sabtu, 24 Januari 2015

MAKALAH GAMBUT





MAKALAH PEMBENTUKAN GAMBUT 









   DISUSUN OLEH:Nama Kelompok1.Amyra Damanik                (13.286.0070)              11.Jose Napitupulu       (13.286.0036)2.Benget Sianturi                   (13.286.0032)              12.Andre Marpaung             (13.286.0023)3.Ribka Silalahi                     (13.286.0076)              13.Dani Sinaga         (13.286.0072)4.Ayu Sitohang                      (13.286.0050)              14.Siswono Pasaribu  (12.286.0046)5.Arjuno Nainggolan            (13.286.00)                  15.Zecro Panggabean(13.286.0018)6.Wahyudi sanjaya               (13.286.0004)              16.Nikson Siringo-ringo (13.286.0040)7.Ferry Abet                          (13.286.0064)              17.Alfred Simbolon   (13.286.0056)8.Edi Ginting                         (13.286.0066) 9.Andiko simanjuntak          (13.286.002)10.Marolop Sirait                  (13.286.0020)

JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN

FAKULTAS TEKNOLOGI MINERAL

INSTITUT SAINS TEKNOLOGI TD. PARDEDEMEDAN 2014/2015

KATA PENGANTARSegala puji dan syukur yang tiada hentinya bagi TUHAN yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan, rahmat dan karunia-Nya, saya tidak akan sanggup menyelesaikan makalah ini dengan baik.Tujuan penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas akhir semester untuk bidang study Batubara dan pemanfaatannya, dan lebih lanjut semoga makalah ini bermanfaat untuk menambah pengetahuan seputar Gambut dan segala hal yang berhubungan dengan gambut.Dalam penyusunan makalah ini, kami telah berusaha semaksimal mungkin sesuai kemampuan kami. Namun sebagai manusia biasa, kami tidak luput dari kesalahan dan kekhilafan baik dari segi teknik penulisan maupun tata bahasa.Tetapi walaupun demikian kami berusaha sebisa mungkin menyelesaikan makalah ini meskipun tersusun sangat sederhana.Kami menyadari tanpa kerja sama antara guru pembimbing dan pihak lain yang memberi berbagai masukan yang bermanfaat bagi kami demi tersusunnya makalah ini. Untuk itu kami mengucapkan terima kasih kepada pihak tersebut di atas yang telah bersedia meluangkan waktunya untuk memberikan arahan dan saran demi kelancaran makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca . Seperti pribahasa “tiada gading yang tak retak”, makalah ini juga tidak sempurna, memiliki kelebihan dan kekurangan.Oleh sebab itu kami mohon untuk saran dan kritiknya yang membangun.Atas kesediaan waktunya untuk membaca makalah ini, kami ucapkan terima kasih.      Medan, Desember 2014                                                                                                                             (Penulis)DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR…………………………………………………                 2DAFTAR ISI……………………………………………………………                 3BAB I PENDAHULUAN…………………………………………….                   4          1.1 Latar Belakang………………………………………………                             4
           1.2 Tujuan Penelitian…………………………………………..                     4           1.3 Rumusan masalah………………………………………….                                 5BAB II PEMBAHASAN……………………………………………….                 6          2.1 Pengertian Gambut……………………………………………                          6
                2.1.1 komposisi gambut………………………………………                  6                            2.1.2 Daerah penyebaran gambut …………………………….                     8           2.2 Proses pembentukan gambut secara umum…………………...                           8           2.3 Proses pembentukan gambut di Aeknauli kec.Dolok sanggul...                          9                        2.3.1 Pemanfaatan gambut………………………………………                  10                      2.3.2 Topografi…………………………………………………..                      11         2.4 Proses pembentukan gambut di daerah Nagasaribu kec.lintong nihuta              12                    2.4.1 Topografi lahan gambut……………………………………                      13                  2.4.2 Pemanfaatan gambut………………………………………                           13          2.5 Pembentukan batubara dari gambut……………………………..                      15BAB III PENUTUP………………………………………………………...           18KESIMPULAN…………………………………………………………….       18       DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….         19   BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Lahan rawa gambut merupakan salah satu sumberdaya alam yang mempunyai fungsi hidrologis dan fungsi lingkungan lainnya yang penting bagi kehidupan seluruh mahkluk hidup (Wahyunto et al, 2005). Gambut mulai gencar dibicarakan orang sejak sepuluh tahun terakhir, ketika dunia mulai menyadari bahwa sumberdaya alam ini tidak hanya sekedar berfungsi sebagai pengatur hidrologi, sarana konservasi keanekaragaman hayati, tempat budidaya dan sumber energi, tetapi juga memiliki peran yang lebih besar lagi dalam perubahan iklim global karena kemampuannya dalam menyerap dan menyimpan cadangan karbon dunia (Najiyati et al, 2005).Secara ekologis ekosistem hutan rawa gambut merupakan tempat pemijahan ikan yang ideal selain menjadi habitat berbagai jenis satwa liar termasuk jenis-jenis endemik. Dengan kata lain, hutan rawa gambut merupakan sumber daya biologis yang penting yang dapat dimanfaatkan dan dikonservasi untuk memperoleh manfaat yang lestari. Lahan gambut memiliki peranan hidrologis yang penting karena secara alami berfungsi sebagai cadangan (reservoir) air dengan kapasitas yang sangat besar. Jika tidak mengalami gangguan, lahan gambut dapat menyimpan air sebanyak 0,8 - 0,9 m3/m3. Dengan demikian lahan gambut dapat mengatur debit air pada musim hujan dan musim kemarau.   
1.2 Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui secara keseluruhan tentang pembentukan gambut dan pemanfaatannya diAekNauli di Kec.dolok sanggul dan di Nagasaribu di Kec .Lintong Nihuta
.1.3 Rumusan masalah          
  Adapun masalah-masalah yang dibahas dalam makalah ini adalah: 
 v  Apa yang dimaksud dengan Gambut?
v  Apa saja komposisi dari Gambut?
v  Daerah penyebaran Gambut?
v  Bagaimana proses pembentukan dari Gambut di daerah kec.Dolok sanggul dan di daerah Kec.Nagasaribu?
v  Apa perbedaan Gambut dan Batubara secara umum?
v  Apa manfaat dari Gambut  di daerah kec.Dolok sanggul dan di daerah Kec.Nagasaribu?
     BAB IIPEMBAHASAN

2.1 Pengertian Gambut

Gambut adalah jenis tanah yang terbentuk dari akumulasi sisa-sisa tumbuhan yang setengah membusuk; oleh sebab itu, kandungan bahan organiknya tinggi. Tanah yang terutama terbentuk di lahan-lahan basah ini disebut dalam bahasa Inggris sebagai peat; dan lahan-lahan bergambut di berbagai belahan dunia dikenal dengan aneka nama. seperti bog, moor,muskeg, pocosin, mire, dan lain-lain. Istilah gambut sendiri diserap dari bahasa daerah Banjar.Yang mana gambut tersebut dapat berubah menjadi batubara dengan melewati beberapa tahapan.yang mana pada setiap tahapan ada proses yang terjadi dan tergantung pada banyak factor.Sebagai bahan organik, gambut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi. Volume gambut di seluruh dunia diperkirakan sejumlah 4 trilyun m³, yang menutupi wilayah sebesar kurang-lebih 3 juta km² atau sekitar 2% luas daratan di dunia, dan mengandung potensi energi kira-kira 8 miliar terajoule.            2.1.1. Komposisi Gambut         
Gambut adalah sisa timbunan tumbuhan yang telah mati dan kemudian diuraikan oleh bakteri anaerobic dan aerobic menjadi komponen yang lebih stabil. Selain zat organic yang membentuk gambut terdapat juga zat anorganik dalam jumlah yang kecil.Di lingkungan pengendapannya gambut ini selalu dalam keadaan jenuh air (lebih dari 90%). Zat organic pembentuk gambut sama dengan tumbuhan dalam perbandingan yang berlainan sesuai dengan tingkat bitumen (wak atau resin), humus dan lain-lain. Komposisi zat organic ini tidak stabil tergantung pada proses pembusukan, misalnya cellulose pada tingkat pembusukan dini (H1-H2) sebanyak 15-20%, tetapi pada tingkat pembusukan lanjut (H9-H10) hamper tidak ditemukan.
 Sebaliknya humus pada cellulose pada tingkat pembusukan dini terdapat 0-15%, sedangkan pada gambut yang telah mengalami pelapukan yang lebih tinggi (H9-H10) mencapai 50-60%. Unsure-unsur pembentuk gambut sebagian besar terdiri dari karbon (C), hydrogen (H), nitrogen (N) dan oksigen (O). selain unsure utama terdapat juga unsure lain al, Si, S, P, Ca dll dalam bentuk lain terikat, tingkat pembusukan pada gambut akan menaikan kadar karbon (C) dan menurunkan oksigen (O).Berdasarkan lingkungan tumbuh dan pengendapannya gambut di Indonesia dapat dibagi menjadi 2 jenis yaitu :a. Gambut ombrogenus yang kandungan airnya hanya berasal dari air hujan, gambut jenis ini dibentuk dalam lingkungan pengendapan dimana tumbuhan pembentuk yang semasa hidupnya hanya tumbuh dari air hujan, sehingga kadar abunya adalah asli (inherent) dari tumbuhan itu sendiri.b. Gambut topogenus yang kandungan airnya berasal dari air permukaan. Jenis gambut ini diendapkan dari sisa tumbuhan yang semasa hidupnya tumbuh dari pengaruh air permukaan tanah, sehingga kadar abunya dipengaruhi oleh elemen yang terbawa oleh air permukaan tersebut.Daerah gambut topogenus lebih bermanfaat untuk lahan pertanian disbanding dengan daerah gambut ombrogenus karena gambut topogenus mengandung relative lebih banyak nutrisi. Kedua jenis gambut tersebut pada hakikatnya secara megaskropis agak sukar didefinisikan secara pasti karena kompleknya tahapan proses pembusukan.Komposisi gambut menentukan mutu dan kegunaannya yang dipengaruhi oleh beberapa factor seperti kandungan zat prganik, abu, bulk density, kandungan kayu, dll.    
 2.1.2 Daerah Penyebaran Gambut       
Jumlah areal gambut didunia diperkirakan 420 juta hectare atau mungkin lebih dari 500 juta hectare. Endapan gambut terdapat diseluruh dunia yang memenuhi syarat-syarat yang memungkinkan pembentukan beriklim dingin dan sedang serta mempunyai sifat presipitasi yang tinggi dan evaporasi yang rendah (Kalmari, 1982 dalam Endang Suarka 1988). Supraptohardjo & Driessen (1976 dalam Endang Suarka 1988) menyebutkan bahwa dalam daerah hutan lebat dengan curah hujan tinggi dan pengaruh air tanah kurang akan membentuk gambut ombrogen, sedangkan gambut topogen pembentukannya dipengaruhi air tanah. Indonesia diperkirakan mempunyai cadangan gambut seluas 17 juta Ha.2.2 Proses pembentukan Gambut secara umumLazimnya di dunia, disebut sebagai gambut apabila kandungan bahan organik dalam tanah melebihi 30%; akan tetapi hutan-hutan rawa gambut di Indonesia umumnya mempunyai kandungan melebihi 65% dan kedalamannya melebihi dari 50cm. Tanah dengan kandungan bahan organik antara 35–65% juga biasa disebut muck.
Pertambahan lapisan-lapisan gambut dan derajat pembusukan (humifikasi) terutama bergantung pada komposisi gambut dan intensitas penggenangan. Gambut yang terbentuk pada kondisi yang teramat basah akan kurang terdekomposisi, dan dengan demikian akumulasinya tergolong cepat, dibandingkan dengan gambut yang terbentuk di lahan-lahan yang lebih kering. Sifat-sifat ini memungkinkan para klimatolog menggunakan gambut sebagai indikator perubahan iklim pada masa lampau. Demikian pula, melalui analisis terhadap komposisi gambut, terutama tipe dan jumlah penyusun bahan organiknya, para ahli arkeologi dapat merekonstruksi gambaran ekologi pada masa purba.Pada kondisi yang tepat, gambut juga merupakan tahap awal pembentukan batubara. Gambut bog  yang terkini, terbentuk di wilayah lintang tinggi pada akhir Zaman Es terakhir, sekitar 9.000 tahun yang silam. Gambut ini masih terus bertambah ketebalannya dengan laju sekitar beberapa milimeter setahun. Namun gambut dunia diyakini mulai terbentuk tak kurang dari 360 juta tahun silam; dan kini menyimpan sekitar 550 Gt karbon.          
 2.3. Proses pembentukan Gambut di Aek Nauli (Kec.Dolok sanggul)
Gambut terbentuk tatkala bagian-bagian tumbuhan yang luruh terhambat pembusukannya, biasanya di lahan-lahan berawa, karena kadar keasaman yang tinggi atau kondisi anaerob di perairan setempat. Tidak mengherankan jika sebagian besar tanah gambut tersusun dari serpih dan kepingan sisa tumbuhan, daun, ranting, pepagan, bahkan kayu-kayu besar, yang belum sepenuhnya membusuk. Kadang-kadang ditemukan pula, karena ketiadaan oksigen bersifat menghambat dekomposisi, sisa-sisa bangkai binatang dan serangga yang turut terawetkan di dalam lapisan-lapisan gambut.
Pada awalnya gambut didaerah aek nauli sudah diketahui memiliki potensi gambut oleh masyarakat sekitarLokasi gambut didaerah aek nauli ini merupakan suatu dataran rendah . Gambut didaerah ini  diartikan sebagai batuan sedimen organik yang dapat terbakar berasal dari tumpukan,hancuran,atau bagian dari tumbuhan yang terhumufikasi dalam keadaan tertutup udara (dibawa air),tidak padat,kandungan air lebih dari75% dan kandungan mineral <50% dalam kondisi kering.  
2.3.1 Pemanfaatan gambut
    Untuk daerah aek nauli pada umumnya gambut dimanfaatkan hanya untuk sebagai dalam sektor pertanian.Digunakan untuk menanam kopi,tanaman nenas dan tanaman palawija lainnya.Akan tetapi semakin menuju jaman canggih,gambut kemudian berubah fungsi yaitu diatas gambut didirikan bangunan sekolah .Dengan proses pertama yaitu gambut pertama kali ditimbun supaya tidak terjadi genangan sehingga bangunan dapat berdiri dengan kokoh.            
Akan tetapi sebelum itu,sebelum jaman berkembang gambut didaerah Aek nauli ini pernah dijual oleh masyarakat yang dijadikan sebagai arang.Dengan proses yaitu pertama kali gambut dikeringkan kemudian setelah kering diayak.Gambut tersebut dapat bernilai ekonomis apabila gambut tersebut telah dikeringkan.Akan tetapi kebiasaan itu tidak berlangsung lama karena masyarakat berfikir bahwa gambut  tersebut tersebut tidak memiliki nilai jual yang tinggi.Selain dikarenakan metode pengambilan yang secara tradisional dan juga harus bergotong royong maka masyarakat menghentikan kebiasaan tersebut,dalam artian kegiatan itu tidak berlangsung lama dan tidak diturunkan bagi generasi selanjutnya.Lahan gambut ini pernah ditawarkan oleh pihak Pt.TPL.tbk (Toba Pulp Lestari) untuk diolah,namun masyarakat sekitar tidak memberikan ijin,atau menolak penawaran tersebut,karena mereka berfikir bahwa penawaran tersebut tidak memiliki keuntungan bagi masyarakatnya. Dari sekian luas daerah tersebut hanya sebagian saja yang dikelola.Pada daerah ini gambut tersebut  sama sekali tidak dijamah oleh pemerintah,maka dari itu masyarakat beranggapan bahwa lahan gambut yang mereka olah telah menjadi hak milik mereka dan merupakan warisan dari sesepuh mereka. Menurut kepala desa daerah tersebut lahan gambut didaerah tersebut belum memiliki pilar sehingga tidak memiliki peta.Sebagai salah satu contoh kawasan gambut didaerah aeknauli telah dibangun bangunan sekolah SMK N.1 POLLUNG.Disekitaran daerah tersebut masih dikelilingi oleh gambut yang telah ditimbun.
2.3.2  Topografi
                        Khusus gambut didaerah Aek nauli,sampai pada saat ini gambut didaerah tersebut tidak mereka pasarkan ataupun diolah lagi.Secara umumnya gambut tersebut mereka diamkan,diamkan dalam artian tidak dijamah lagi.Luas daerah yang memikili pootensi gambut yang terdapat didaerah Aek nauli mencapai sekitar kurang lebih 300 hektar.Gambut didaerah ini terletak didataran rendah,untuk pemanfaatannya bentuk gambut didaerah ini telah dibentuk seperti bedeng-bedengan.Tujuan pembuatan bedeng tesebut utuk membuat saluran air supaya  kandungan air gambut tersebut sedikit berkurang sehingga supaya lebih mudah dalam pemanfaatannya.berikut gambar gambut yang ada didaerah Aek nauli (Kecamatan Dolok Sanggul):                                                       
2.4 Proses pembentukan Gambut didaerah Nagasaribu (Kec.Lintong Nihuta)
Pada awalnya gambut yang terdapat pada daerah Nagasaribu terbentuk akibat letusan gunung toba purba.letusan gunung merapi tersebut mengandung batu lempung yang terendapkan,pada bagian yang terendapkan   tersebut terdapat lapisan intermeable yang tidak dapat meneruskan air.akibat adanya lapisan intermeable tersebut menjadikan gambut didaerah ini memiliki kandungan air yang cukup tinggi.pada penampang gambut yang terdapat didaerah nagasaribu ini setelah dilakukan penelitian ,lapisan awalnya berupa tufa toba,kemudian lapisan intermeable dan paling atas adalah gambut.Karena terdapatnya lapisan intermeable tersebut,maka masyarakat setempat membuat aliran air supaya lahan keterdapatan gambut tersebut dapat dimanfaatkan oleh masyarakat.Akan tetapi meskipun telah dibuat aliran air tersebut apabila curah hujan tinggi maka lahan gambut tersebut akan tetap tergenang dan akan berbentuk seperti danau.Ketebalan gambut didaerah ini diperkirakan 2-5 meter.air yang terdapat disekitran lahan gmbut tersebut berwarna merah,warna meraah tersebut diakibatkan oleh jenis kayunya atau akar yang telah terendapkan dengan waktu yang sangat lama.
2.4.1 Topografi lahan gambut
Berikut adalah peta geologis daerah gambut di daerah Nagasaribu dan juga Aek nauli.                  
Lahan gambut yang terdapat didaerah nagasaribu ini terletak dalam dataran rendah,bagian utara dan di daerah Aek nauli ini berada di dataran yang lebih tinggi. dari peta di atas  tampak jelas daerah lahan gambut yang ada di Kab.HUMBAHAS2.4.2 pemanfaatan gambut
Gambut didaerah ini cukup berbeda dengan gambut yang berada pada daerah aeknauli,pada daerah aeknauli gambut nya hanya sebentar gambut tersebut dimanfaatkan dan keberadaannya pun kurang diperdulikan oleh masyarakat.Berbeda halnya  dengan didaerah nagasaribu,gambut didaerah ini sebelumnya pernah dimanfaatkan masyaraakat dengan menjualnya sebagai bahan bakar kepada perusahaan yang terdapat didaerah tersebut.kemudian perusahaan tersebut menginginkan untuk mengolah secara sepihak,hal tersebut tidak diperbolehkan lagi oleh masyarakat dan juga pemerintah setempat.Karena apabila hal tersebut dipenuhi maka akan terjadi banjir,karena pada dasarnya gambut tersebut dapat menyerap air dan juga gambut yang berada didaerah ini lebih kering dan juga lebih hitam dibandingkan didaerah Aeknauli.Oleh karena itu maka gambut didaerah Nagasaribu ini telah dibuat dalam undang2 perda yang mana daerah tersebut telah dijadikan sebagai kawasan lindunng.sehingga tidak diijinkan pihak manapun mengelola daerah tersebut tanpa ijin dari pemerintah setempat.Berikut ini beberapa gambar dari gambut daerah Nagasaribu                                                                                                                      
 2.5 Pembentukan Batubara dari  GambutGambut : merupakan masa yang dihasilkan pada tahap paling awal dari proses pembentukan batubara.Faktor-2 yang mempengaruhi pembentukan gambut :1.            Evolusi tumbuhan :           Jenis-jenis tumbuhan pembentuk batubara, mengalami proses evolusi yang sangat panjang mulai  zaman Devon. Sisa tumbuhan pembentuk batubara kadang-kadang mudah dikenal dibawah mikroskop. Sehingga bisa diketahui jenis tumbuhan dan umur batubaranya.2                 Iklim
v  Iklim tropis
memungkinkan gambut yang terbentuk lebih banyak, karena kecepatan pertumbuhan dari berbagai tumbuh-tumbuhan lebih besar, dan variasi tumbuhan juga lebih banyak. Untuk daerah dengan iklim tropis, maka temperatur air rawa lebih hangat dibanding temperatur air rawa daerah iklim sedang, sehingga kecepatan tumbuh tanaman lebih besar didaerah tropis serta menghasilkan tumbuhan dengan batang kayu besar-besar. Akibatnya banyak lapisan batubara yang ketebalannya cukup besar. Akhir-akhir ini banyak ditemukan lapisan gambut di daerah tripis dengan tebal > 30 m.
v  Daerah dengan iklim sedang relative berkurang zat haranya, sehingga kecepatan tumbuh juga berkurang.3. PALEO GEOGRAFI DAN TEKTONIKPaleogeografi : merupakan cekungan kuno (rawa) tempat terbentuknya batubara.Struktur tektonik        Rawa gambut di daerah subsidence menghasilkan batubara dengan banyak lapisan. Endapan seperti ini biasanya terendapkan pada foredeep ( bagian depan pegunungan lipatan).
        Ciri-ciri khas batubara foredeep :
u Terdapat banyak lapisan batubara yang tipis ( > 2 m) dengan penyebaran yang luas, berselang-seling dengan sediment marin.Syarat terbentuknya formasi batubara :            * Kenaikan secara lambat muka air tanah ( penurunan dasar rawa lambat).            * perlindungan rawa terhadap pantai atau sungai.  * Kalau muka air tanah naik secara cepat (penurunan dasar rawa cepat) maka        kondisi rawa akan berubah menjadi danau .
Pembentukan BatubaraBatubara adalah mineal organic yang dapat terbakar,terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun .
Batubara merupakan campuran dari beberapa macam zat ( zat organik, an organik dan air), yang mengandung unsur-unsur carbon, hydrogen dan oksigen dalam suatu ikatan kimia bersama-sama dengan sedikit sulfur dan nitrogen.
Oleh karena itu,batubara termasuk dalam kategori bahan bakar fosil.Adapun proses yang mengubah tumbuhan menjadi batubara tadi disebut dengan pembatubaraan(coalification).    Factor tumbuhan purba yang jenisnya berbeda –beda sesuai dengan jaman geologi yang berlangsung kemudian akan menyebabkan terbentuknya batubara yang jenisnya bermacam-macam.Oleh karena itu,karakteristik  batubara berbeda-beda sesuai dengn lapangan batubara(coal field) dan lapisannya(coal seam).                BAB IIIPENUTUP
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan pada kedua daerah dikota Dolok Sanggul yaitu didaerah Aeknauli dan juga Nagasaribu diperoleh kesimpulan bahwa:1.      Gambut didaerah Nagasaribu terbentuk dari hasil aktivitas gunung api gunung toba purba,
2.      Pemanfaatan gambut didaerah Nagasaribu lebih terarah,karena telah dijadikan sebagai kawasan hutan lindung,dan juga telah dibuatkan dalam  PERDA.
3.      Gambut pada daerah nagasaribu memiliki lapisan penampang yang  menjadikan gambut nya lebih hitam dan lebih kering.
Gambut merupakan  sisa-sisa tanah yang terbentuk dari hasil pembusukan tumbuh-tumbuhan,Pada proses pembentukan gambut melibatkan proses anaerob dan proses aerobic.komposisi gambut terdiri  dari karbon (C), hydrogen (H), nitrogen (N) dan oksigen (O)komposisi ini sama dengan komposisi dari Batubara.Akan tetapi kandungan air gambut lebih banyak.Atau dalam artian kandungan dalam gambut sebagian besar merupakan air.
            Batubara adalah mineral organic yang dapat terbakar,terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun .Batubara merupakan campuran dari beberapa macam zat ( zat organik, an organik dan air), yang mengandung unsur-unsur carbon, hydrogen dan oksigen dalam suatu ikatan kimia bersama-sama dengan sedikit sulfur dan nitrogen.
DAFTAR PUSTAKA1.
      http://marwa89.blogspot.com/aspek-aspek-kegiatan-dalam-pemanenan Hutan. hutan
2.      http://atdr.tdmrc.org:8084/jspui/bitstream/123456789/2998/1/Paneco_Konservasi %20Hutan%20Rawa%20Gambut.pdf
3.      Dinas kantor pertambangan dan energy Dolok sanggul Kabupaten Humbang Hasundutan Sumatera utara,Indonesia4.      Masyarakat sekitar daerah gambut daerah Aek Nauli Dolok sanggul dan daerah Lintong Nihuta kec.Nagasaribu
5.      http://marwa89.blogspot.com/aspek-aspek-kegiatan-dalam-pemanenan Hutan
 









Tidak ada komentar:

Posting Komentar